Kamis, Juli 24

Taman Dalam

Dewasa ini, keberadaan ruang terbuka untuk taman dalam, sudah menjadi kebutuhan dasar sebuah hunian di perkotaan. Selain untuk menjaga kestabilan sirkulasi udara agar lebih sehat, ruang terbuka juga dapat menyaring udara perkotaan yang saat ini sudah semakin menurun kualitasnya. Rumah yang dibatasi dengan tembok tinggi antar bangunan tetangga merupakan pemandangan umum yang dapat kita jumpai pada hunian di wilayah urban. Karakter masyarakat urban yang serba individualistis melahirkan kecenderungan sosial yang membuat mereka sangat mengutamakan aspek privasi tersebut. Tembok tinggi yang mengelilingi batasan kaveling inilah yang merupakan salah satu wujud yang menggambaarkan kecenderungan sosial penyikapan tersebut. Gambaran ini mengibaratkan sebuah konsep rumah tinggal yang menyerupai sebuah ruang berbentuk kotak persegi yang setiap ruangnya memiliki sarana lengkap yang mendukung aktivitas individu di dalamnya. Prinsip inilah yang mendasari Widjatmiko Heru ketika mengawali rancangan sebuah taman rumah tinggal di wilayah Jakarta Barat.
Untuk itu, ia membuat taman aktif yang tidak hanya mampu mempercantik visual bangunan, tetapi juga menyajikan lingkungan sehat di seputarnya. Dilihat, secara psikis keberadaan taman ini juga memberi efek positif untuk lebih menghidupkan ruang di dalam ‘kotak’ supaya terasa layak dan nyaman dihuni. Pada awalnya rancangan dimulai dari teras sebagai pusat aktivitas yang menjadi transisi aktivitas ruang dalam dan ruang luar.
Teras beratap kaca transparan ini menggambarkan keinginan untuk mendapatkan pandangan yang lebih maksimal. View yang ingin dibentuk dirancang dari arah teras ke arah taman belakang sampai pada batas pandangan bila kita berdiri di lantai teras yang lebih tinggi dari permukaan halaman. Bidang dinding berbentuk U yang mengelilingi taman inilah yang dikemas menjadi taman aktif. Taman ini berfungsi sebagai penyangga visual yang menyejukkan mata sekaligus dapat menyaring kualitas udara sebelum mengalir ke dalam rumah. Point of interest dari area ini terletak pada kolam yang berada di sudut kiri halaman. Kolam waterfall dengan kolam rendam ini sengaja diletakkan pada posisi menghadap ke arah diagonal agar dapat terlihat dari segala arah. Dinding vertikal kolam menggunakan material batu templek dengan sistem susun sirih setinggi 2 meter.
Jadi, saat air yang merembes turun melewati susunan batu yang permukaannya tidak rata tersebut akan menimbulkan riak dan bunyi halus yang menggelitik. Bahkan, aliran air yang jatuh ke sebidang kolam di kaki dinding pancuran berbentuk seperempat lingkaran dengan ikan hias ini lebih memberi dinamika. Susunan batu templek yang berwarna hitam tersebut terlihat semakin kontras karena diberi frame batu pacitoroso warna peach. Komposisi cantik dari unsur hardsacpe disempurnakan dengan komposisi tanaman tropis di sekelilingnya seperti Calathea rosemary dengan daunnya yang lebar menyerupai pisang-pisangan, Jatropha (batavia) , janjuang pink dan diakhiri dengan tanaman penutup. Selanjutnya letakkan tanaman menepi di sepanjang dinding dengan komposisi yang sedikit berupa ‘lengkungan’ agar menghasilkan kesan luas dan tidak kaku. Komposisi semak dan perdu ‘menyelimuti’ beberapa tanaman tinggi seperti palem sadeng, Tabebuya dan palem kol. Pisang kipas dengan bentuk percabangan daun khas diselimuti oleh hanjuang pink, puring dan Philodendron yang karakter bentuk daun dan warnanya yang sangat kontras.
Secara keseluruhan komposisi padat ini memberi warna dan tekstur sehingga lebih memberi ritme dan dinamika. Kemudian, untuk sudut yang menjorok ke arah jendela kamar dapat ditempatkan Pandan Utilis dengan karakter dudukan daun yang memutar mengelilingi batang. Jadi, jika dilihat dari arah teras, keistimewaan bentuk tanaman ini dapat menjadi pusat perhatian lainnya. Selain itu sepasang kamboja bunga pink dapat ditanam di sudut kanopi teras. Cara ini selain untuk menutup struktur vertikal kanopi juga untuk memberi keteduhan di seputar teras agar terlihat lebih nyaman dan fungsional. Setengah bidang dinding tembok setinggi 7 meter diolah maksimal agar tidak berkesan masif dan menekan. Pada salah satu bidang vertikal diberi variasi dengan batu templek abu-abu yang disusun secara susun sirih. Selebihnya permukaan dinding ditutup dengan acian atau bervariasi dengan finishing kamprot. Kreativitas pengolahan elemen dinding ini menjadi satu solusi dalam merancang taman di wilayah urban sehingga kesan ‘kotak’ masif tipikal hunian di perkotaan terasa lebih manusiawi dan lebih sehat.

(Sumber: www.griya-asri.com, 21 February 2007)

(Perumahan Taman Palagan Asri, Hunian Nyaman di Jogja Utara)

(Perumahan di Jogja)

Artikel terkait



0 komentar: