Jumat, Oktober 24

Rumah Multikulturalisme

Tampilan hunian ini memang menginspirasi. Penampilannya yang merupakan perpaduan eksotik antara bangunan tropis, furnitur dan benda seni dari beragam budaya (multikulturalisme) berani melawan arus tren minimalis modern yang sedang digemari saat ini.
Dewasa ini rumah dinilai tidak hanya menjadi tempat tinggal tetapi juga mencerminkan gaya hidup dan kepribadian pemiliknya. Inilah hal yang diyakini oleh Atmadja Tjiptobiantoro pada kediaman keluarganya. Rumah ini dibangun atas kerja sama dengan tim arsitek Bagoes S. Brotodiwirjo dari konsultan Morposa Grya Cipta. Dulu, hunian yang berlokasi di kawasan Kemang Timur, Jakarta Selatan ini merupakan rumah tua yang berdiri tahun 70-an. Bangunan utamanya didominasi oleh struktur dari kayu jati dan dirancang bergaya tropis asimetris dengan bukaan pada seluruh sisi hunian sehingga masuknya udara segar dan cahaya alami ke dalam ruang terasa optimal. Kemudian tahun 80-an, keluarga Tjiptobiantoro membeli properti ini sekaligus kaveling yang ditumbuhi kebun rambutan di belakangnya sehingga total lahan mencapai 8000 m2. Selanjutnya, hunian ini diperbaiki guna mengakomodasi kamar-kamar tidur pada lantai mezanin dan memisahkan area publik pada lantai dasar serta halamannya.

Konsep Multikulturalisme
Meskipun berlatar belakang pendidikan arsitektur dan pernah bekerja di sebuah kantor arsitek di Los Angeles Amerika Serikat, Atmadja sangat mengerti dan menjunjung tinggi akar budaya Indonesia. Pengusaha muda yang lahir di Surabaya, Jawa Timur ini menyadari benar bahwa arsitektur di Indonesia merupakan hasil proses panjang sejarah bangsa dan terpengaruh oleh budaya dari berbagai negara lain seperti India, Cina, Jepang, Arab dan Eropa. Koleganya, Bagoes yang juga arsitek alumnus American InterContinental University di Los Angeles, Amerika Serikat, memiliki falsafah yang sama dengan Atmadja. Saat kembali ke Jakarta tahun 90-an, mereka berdua ingin mewujudkan sebuah hunian yang mencerminkan multikulturalisme melalui proses revitalisasi rumah di kawasan Kemang Timur Tujuh. Dengan lokasi yang tersembunyi di antara pohon-pohon tua dan besar serta kontur lahan yang menurun ke arah belakang, rumah tua seluas 3000 m2 ini berubah secara total.
Sebagai tahap awal, Atmadja dan Bagoes ingin menegaskan perpaduan antara arsitektur vernakular dan arsitektur yang dipengaruhi budaya Asia dan Eropa. Untuk tata ruang hunian, arsitek mengadopsi konsep hunian di Cina yaitu terdiri dari gerbang masuk utama, pagar tinggi yang mengelilingi lahan dan massa bangunan yang berorientasi ke arah taman dalam / inner courtyard di bagian tengah rumah. Alur antarruang mulai dari pagar muka sampai dengan halaman belakang ditata ulang. Selanjutnya alur tersebut dibagi menjadi beberapa babak dengan menonjolkan keunikan setiap bagian hunian. Mula-mula, gerbang utamanya difungsikan sebagai garasi dan pos satpam dengan nuansa Jawa kolonial yang di beri nama Lalijiwo. Panel jati berukir di atas pintu gerbang ini merupakan hasil bongkaran sebuah hotel tua di Batavia pada zaman Belanda yang menjadi acuan bagi setiap ukiran dalam bangunan utama.
Tahap berikutnya adalah pengolahan bangunan utama dan sayap tambahan pada bagian selatan yang kini berfungsi sebagai kantor konsultan. Namun, sosok bangunan tropis asimetris dengan focal point berupa konstruksi mezanin dan plafon kayu serta beranda lebar di setiap sisi rumah tetap dipertahankan. Taman dalamnya ditumbuhi oleh pohon peneduh seperti kecapi dan rambutan dan tanaman perdu berupa pandan. Saat melangkah masuk, kita akan menemui ruangan luas yang terdiri dari area foyer, area duduk dan tangga. Ruang ini memiliki ketinggian plafon yang berbeda dengan langit-langit area duduk dan tangga yang tingginya sekitar 5 m sehingga dapat dimanfaatkan menjadi mezanin untuk dua buah kamar tidur di lantai atas. Ciri khas ruangan ini adalah berupa konstruksi mezanin dan plafon kayu jati ekspos, penutup lantai berupa ubin terakota tua, deretan pintu berkisi-kisi dan koleksi benda seni khas Asia sehingga ruangan ini dinamakan ruang Ganesha.
Beranjak ke arah belakang, kita akan menemui ruang duduk bergaya minimalis modern dengan bukaan luas menghadap ke arah taman dan gazebo beratap joglo di halaman samping. Ruangan yang lantai, dinding dan plafonnya berwarna putih polos ini memang dimaksudkan untuk memberi “jeda” sekaligus kejutan / surprise setelah kita “lelah” memperhatikan detail dan dekorasi berat pada ruang-ruang sebelumnya. Selain furnitur berupa buit in sofa dan sepasang kursi tahun 50-an, ruangan ini juga dilengkapi dengan bunyi gemercik air pada kolam hias dan patung Budha yang menebarkan aura ketenangan sehingga ruang ini dinamakan ruang Avelokitesvara. Di ruangan berikutnya, tampak sebuah ruang jamuan resmi berukuran besar dan memiliki bukaan di semua sisi. Ruangan yang menghadap ke arah pendopo agung, ini juga dikelilingi oleh kolam, jalan setapak dan taman tropis. Ruangan ini berhasil menjadi pusat perhatian dan “klimaks” dari seluruh alur kegiatan dalam hunian.
Ruangan makan formal ini dinamakan ruang Mahameru karena dirancang bergaya Jawa kolonial dengan deretan pilaster pada dinding, plafon setinggi 7 m, pintu setinggi 3 m, penutup lantai dari batu pualam poles dan furnitur bergaya Eropa klasik (Italian baroque). Sepasang lampu gantung dari Burma, cermin besar dan meja konsol dari Eropa dan rangkaian lilin setinggi 2,7 m (torchere) memberikan kesan yang anggun dan magis pada ruangan tersebut. Sebagai penutup meja makan, digunakan kain batik bercorak Naga Seba khas Cirebon. Dari ruang ini, kita dapat menikmati taman dan pelataran terbuka yang tenang dan beraura mistis sehingga disebut Tirta Hening. Area yang biasa dipakai untuk pesta kebun ini menunjang konsep rumah tropis yang dikelilingi oleh lanskap hijau. Di taman samping juga terdapat gazebo berupa rumah kudus joglo berusia sekitar 200 tahun yang melengkapi keanggunan hunian ini.

Konsep Taman
Konsep lanskap pada Rumah Kemang Timur Tujuh ini lebih difokuskan sebagai penyeimbang ruang terbuka yang memberikan efek keteduhan sebagai ciri utama pada rumah di lingkungan tropis. Karena itu, konsep hijauan lebih ditata sebagai taman tropis dengan gaya yang agak “liar”. Di sini aspek keteduhan lebih diutamakan dibandingkan dengan aspek visualnya.
Beberapa innercourt dibentuk di antara massa bangunan yang fungsinya sebagai “kantung” untuk melancarkan aliran udara segar ke ruang-ruang dalam. Pohon yang tinggi dengan tanaman gantung dan semak-semak menjadi latar belakang pemandangan yang tampak dari setiap ruang-ruang dalam yang selalu memiliki bukaan ke arah luar. Diantara komposisi hijau dihadirkan pula unsur air dalam beragam desain.
Jalur pedestrian menghubungkan antarmassa bangunan yang terpisah. Jalur akses dengan bahan pengerasan permanen menegaskan alur agar pengguna tidak menjadi kehilangan arah ketika mengunjungi sudut-sudut taman yang sangat luas ini. Sebuah gazebo berupa joglo khas dari Jawa yang terletak di samping bangunan induk dimanfaatkan sebagai ruang duduk semi outdoor berukuran mungil. Penempatan joglo sengaja dibuat lebih rendah dari posisi rumah induk untuk memberikan dimensi yang lebih baik. Kolam air rendam mengelilingi bangunan joglo dengan tanaman ginger dan pandan khas tanaman tropis Indonesia. Hal ini menjadikan hunian ini semakin menegaskan kesan tropis nusantara pada taman ini.
Petak-petak berupa kolam rendam yang diisi tanaman air menjadi latar depan yang memisahkan teras bangunan induk dengan Taman Tirta Hening yang dipakai untuk acara santai seperti pesta kebun. Suasana eksotik tercipta di sekitar area ini, dengan bangunan joglo yang berada di seberang kolam renang sebagai eye catcher di antara permukaan datar air yang hening. Di pagi hari refleksi kanopi pepohonan yang terpantul dari permukaan air yang tenang menambah suasana menjadi “dramatis”.

( Sumber: www.griya-asri.com, 04 Juni 2007 )

( Perumahan Taman Palagan Asri, Hunian Nyaman di Jogja Utara )

( Perumahan di Jogja )

Artikel terkait



1 komentar:

infogue mengatakan...

Artikel anda:

http://rumah-taman.infogue.com/
http://rumah-taman.infogue.com/rumah_multikulturalisme

promosikan artikel anda di infoGue.com. Telah tersedia widget shareGue dan pilihan widget lainnya serta nikmati fitur info cinema untuk para netter Indonesia. Salam!