Kamis, Oktober 9

Meraih Keakraban dengan Alam

Bila rumah kayu yang merupakan modifikasi bangunan Austronesia ini penuh dengan bukaan. Jendela dan pintu yang dapat dibuka lebar serta dinding yang berkisi-kisi menjadi salah satu cara untuk dapat akrab dengan alam. Bangunan yang berada di kaki gunung Arjuna ini merupakan salah satu dari berbagai vila yang berada didalam kampung wisata pendidikan alam dan budaya Kaliandra di Jawa Timur. Komitmen terhadap segala sesuatu yang serba ramah lingkungan menjadi acuan dasar konsep pengembangan semua fasilitas dan kegiatan di dalam area wisata ini, termasuk konsep pengembangan bangunan vila sebagai penunjang aktivitas wisata.
Arsitektur bangunan vila merupakan modifikasi dari bangunan kayu berbentuk panggung yang merupakan ciri dari rumah-rumah di wilayah Austronesia, yaitu wilayah kepulauan yang tersebar di samudra Pasifik. Beberapa wilayah di pesisir Indonesia Timur seperti Sulawesi Utara dan Maluku banyak menggunakan tipikal bangunan seperti ini.
Modifikasi paling nyata yaitu dengan memanfaatkan bagian dasar panggung yang biasanya hanya diperuntukkan sebagai struktur kaki-kaki dan tangga kemudian diubah menjadi ruang-ruang komunal yang fungsional. Bagian ini dioptimalkan fungsinya menjadi ruang duduk keluarga yang didesain menyerupai amben supaya terasa lebih nyaman dan berfungsi serba guna untuk menunjang aktivitas layaknya sebuah vila.
Hampir keseluruhan material bangunan yang berukuran 4 x 6 m ini menggunakan material kayu. Beberapa jenis kayu digunakan untuk menampilkan karakter dan disesuaikan dengan fungsinya. Untuk struktur utama digunakan kayu merbabu sedangkan kayu meranti untuk kuda-kuda dan usuk. Jendela dan pintu menggunakan kayu kamper dan kayu jati untuk bagian yang membutuhkan daya yang lebih kuat seperti railing tangga dan balkon. Bidang dinding yang dibuat berkisi menggunakan kayu durian. Jenis kayu ini juga digunakan sebagai penutup plafon di setiap lantai. Adapun penutup atap digunakan kayu ulin yang tahan dengan perubahan cuaca dan dipotong tipis untuk menghasilkan desain yang lebih ringan dan bagus. Sebagian bidang dinding menggunakan bata ekspos terutama untuk area basah seperti kamar mandi. Semua kayu dan bata di-finishing natural karena itu hanya menggunakan bahan coating transparan sehingga masih menampilkan karakteristik alaminya.
Cahaya dan udara diupayakan dapat masuk dan mengalir ke dalam vila secara maksimal. Bukaan pintu dan jendela saling berhadapan sehingga menjamin aliran udara mengalir lancar. Dinding yang berdampingan dengan tangga sebagai area sirkulasi dibuat menyerupai kisi-kisi vertikal sehingga aliran udara di dalam rumah menjadi lebih lancar.
Lantai atas yang diperuntukkan untuk kamar tidur hampir setengah bidangnya merupakan jendela berkisi-kisi yang dapat dibuka lebar sehingga pemandangan ke arah lembah dan perbukitan di sekitarnya menjadi bagian dari konsep ruang-ruang dalamnya.
Ada dasarnya proyek ini berada di atas tapak yang spesifik, sehingga perencanaan dan perancangan bangunan melalui tahap penyesuaian dan penyeleksian terhadap komunitas-komunitas yang ada. Dengan demikian, yang menjadi perhatian utama pada waktu proses perancangan adalah kontrol bangunan terhadap iklim, temperatur, udara, matahari serta berbagai sumber-sumber alami yang sudah ada sebelumnya.
Semua bagian dirancang dan dikerjakan di Sulawesi Utara untuk selanjutnya dipasang di lapangan dengan sistem built in. Antarsambungan pada konstruksi utama dibuat berongga sehingga terdapat celah dan tidak masif. Dengan sistem mobile seperti ini diharapkan fondasi vila tahan terhadap pergeseran permukaan tanah, yang merupakan hal paling sering ditemui di lokasi yang berada di lereng gunung. Kesemuanya ini merupakan upaya untuk dapat beradaptasi terhadap lingkungan. Namun, konsep seperti ini perlu diuji dalam menghadapi bencana alam.

(Sumber: www.griya-asri.com, 10 November 2006)

(Perumahan Taman Palagan Asri, Hunian Nyaman di Jogja Utara)

(Perumahan di Jogja)

Artikel terkait



0 komentar: