Jumat, Juni 6

Bagaimana Memilih Perumahan


Mencari dan memilih perumahan seperti halnya mencari jodoh. Banyak hal perlu dipertimbangkan dengan matang sebelum akhirnya menjatuhkan pilihan. Generasi tua suku Jawa sering kali menyamakan rumah dengan "pulung" yakni anugerah bagi mereka yang memang berjodoh. Menurutkepercayaan mereka, orang membeli rumah baik baru atau seken berarti mendapat pulung. Karena membeli rumah harus cocok dengan pembeli, maka Anda yang berkeinginan membeli rumah tentuya pula akan berupaya mencari yang benar-benar "jodoh" dengan Anda.

Supaya tak salah langkah dalam memilih perumahan, ada baiknya memperhatikan beberapa hal penting berikut ini.

1. Lihat siapa pengembangnya.Rumah sebagai unit properti khususnya yang dibeli dengan kredit akan melibatkan komitmen jangka panjang. Disinilah unsur kepercayaan berperan penting dalam bisnis properti. Ketika Anda menyerahkan uang tanda jadi dan uang muka berarti Anda percaya bahwa pengembang akan menjaga kepercayaan Anda.Carilah informasi apakah pengembang perumahan yang Anda pilih dapat tepat waktu dalam membangun dan menyerahkan produknya dalam proyek sebelumnya. Bila perlu, cek apakah pengembang tersebut punya cacat atau tidak dalam memenuhi janji pada saat serah terima rumah.

2. Lihat tema dan masterplan proyek perumahanAnda dapat melihat brosur yang disediakan pengembang dengan visualisasi yang dapat menggambarkan tema dan masterplan perumahan itu. Keduanya merupakan identisa proyek perumahan. Carilah lokasi perumahan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan Anda.

3. Bagaimana suplai air bersihnyaTanyakan kepada pengembang atau warga sekitar tentang pasokan air bersih di lokasi perumahan apakah menggunakan air dari PDAM atau air sumur. Kualitas air menjadi hal penting karena berhubungan dengan kesehatan.

4. Kelengkapan fasilitas. Pada umumnya rumah di kompleks ditawarkan bersamaan dengan berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti kolam renang, penampungan air, jaringan listrik, telepon alat pemadam kebakaran, pengelolaan air limbah, sarana ibadah dan tempat kesehatan. Pemilihan yang seksama tentang tingkat ketersediaan fasilitas akan memberi peluang lebih besar untuk memperoleh capital gain. Umumnya pengembang menghindari pembangunan fasilitas lengkap sejak awal karena berpotensi merugikan pengembang dengan mengeluarkan biaya tinggi di awal dan kalau ada resesi biaya tersebut tidak akan kembali.Pembangunan fasilitas yang bertahap akan meningkatkan nilai properti sesuai dengan tingkat pengembangan fasilitasnya dan memberikan manfaat kepada pembeli pertama. Artinya fasilitas yang belum lengkap juga dapat memberi peluang kenaikan harga rumah.

5. Kualitas. Tidak adanya lembaga standarisasi seperti di negara maju, maka unit properti bisa dibangun dengan kualitas berbeda. Walau begitu, penting artinya bagi calon pembeli untuk mempertimbangkan aspek kualitas, baik kualitas fisik rumah, jalan dan lingkungan.

6. Lihat apakah pengembang menjalankan divisi manajemen estate (ME). Penting artinya untuk mencari informasi mengenai rencana pengembang jangka panjang terhadap kawasan yang dikembangkan. Jangan sampai lahan-lahan kosong tiba-tiba menjadi kawasan kumuh akibat pengembangan yang tidak disiplin. Perburukan lingkungan juga tentu akan membuat harga rumah jatuh di kemudian hari. Upaya pengembang ke depan bisa dilihat dari seberapa bagus divisi manajemen estate yang mengelola masalah-malah-masalah seperti sampah, fasilitas dan asosiasi pemilik.


(Sumber: http://www.2u-sweethome.blogspot.com/, 20 Agustus 2007)


(Perumahan Taman Palagan Asri, Hunian Nyaman di Jogja Utara)


(Perumahan di Jogja)

Artikel terkait



0 komentar: