Jumat, Agustus 29

Segera Terapkan Green Building

Pelaku bisnis properti harus segera mengimplementasikan konsep pembangunan green building di Indonesia guna mengantisipasi terhadap isu pemanasan global, serta bisa meningkatkan pemasukan dan nilai properti.
"Konsep ini [green building] sangat berdampak pada peningkatan property value dan pengurangan dampak pemanasan global," ujar Tondy O. Lubis, Facility & Property Management Director PT Colliers International Indonesia, di sela-sela diskusi panel Pemanasan Global: Apa yang Dilakukan Dunia Properti?, kemarin.
Namun, hingga saat ini kebanyakan pelaku bisnis properti di Indonesia masih enggan mengadopsi sistem tersebut karena dianggap mahal, sulit, dan tidak layak secara bisnis.
"Kendati biaya konstruksi awal bertambah sekitar 2% dari bangunan konvensional, namun return yang diperoleh properti itu dalam jangka waktu 20 tahun bisa mencapai sepuluh kali lipat atau sekitar 20% dari tambahan biaya yang dikeluarkan," katanya.
Pengembalian ini, tutur Tondy, diperoleh berkat biaya operasional yang dapat ditekan a.l. dengan penghematan biaya listrik 30% dan air hingga 50%.
Selain itu, implementasi konsep ini juga menunjukkan tindakan moral pelaku properti yang peduli terhadap isu pemanasan global di mana mereka tidak hanya memikirkan keuntungan semata, namun juga prihatin terhadap masalah global.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan salah satu cara mensosialisasikan konsep green building kepada dunia properti Tanah Air adalah dengan memperkenalkan LEED (leadership in energy and environmental design) yakni kerangka berpikir sertifikasi yang dirumuskan US Green Buiding Council dan telah diadopsi beberapa negara a.l. India, China, Arab Saudi, dan Vietnam.
"LEED adalah acuan yang paling lengkap dan populer di dunia untuk green building. Kerangka acuan ini menghilangkan segala kerancuan pengertian yang salah mengenai konsep green building yang selama ini dianggap mahal, sulit, dan tidak feasible secara bisnis," lanjutnya.
Menurut dia, jika kalangan properti Indonesia tidak mengimplementasikan konsep ini segera mungkin, hal ini tak hanya berpotensi semakin buruknya kondisi alam akibat pemanasan global.
Namun, juga berpotensi terhadap berkurangnya pemasukan bagi pelaku bisnis properti dalam negeri. Pasalnya, dalam sepuluh tahun terakhir tender yang dilakukan perusahaan multinasional telah mencantumkan green building sebagai salah satu kriterianya.

(Sumber: www.bisnisindonesia.com, 29 Agustus 2007)

(Perumahan Taman palagan Asri, Hunian Nyaman di Jogja Utara)

(Perumahan di Jogja)

Selasa, Agustus 12

Carport Menawan untuk Hunian Anda

Tempat berteduh kendaraan atau yang akrab disapa carport harus tampil secantik mungkin. Mengapa?, karena letak carport yang langsung terlihat jalan. Carport yang menawan pasti akan menambah nilai tampilan rumah hunian Anda.
Konsep carport tak harus rumit. Konsep yang sederhana bisa dibuat, tanpa harus mengurangi nilai estetikanya. Kesan modern pun bisa tetap didapat, tentu dalam rangka yang masih sesuai dengan arsitektur rumah Anda.
Satu hal yang jangan dilupakan. Bentuk atap carport akan senantiasa menjadi daya tarik utama. Terdapat beragam bentuk atap carport ini. Ada pola grid berkesan melayang. Selain itu, ada juga yang memakai atap sistem kantilever, atau bisa juga dengan sistem atap berkabel yang notabene bisa menekan anggaran Anda.
Carport melayang dengan kantilever, atapnya terbuat dari rangka baja, menutup bagian depan carport berukuran 5,8 m x 7,2 m. Carport semacam ini memang sederhana, tetapi akan serasi dengan muka rumah. Sistem kantilevernya akan membuatnya berkesan melayang.
Penyangga atap hanya berupa empat batang besi baja. Masing-masing penyangga berdiri tegak yang terpaut jarak 1,8 m. Kempatnya melekat hanya pada sisi kiri atap. Inilah yang disebut konsep kantilever itu. Bentuk atap dengan pola grid, berupa kisi-kisi dari kayu. Kelak kisi-kisi ini akan dipenuhi tanaman rambat, modern sekaligus menyatu dengan alam.
Selain pola melayang, Anda juga bisa membuat carport dengan pola sederhana yang menempel. Carport semacam ini bahkan bisa sekaligus menjadi pintu masuk ke dalam rumah.
Bagian depan atap disangga oleh dua balok beton, sementara bagian belakangnya menempel pada bangunan utama. Kisi-kisi kayu melintang berjajar. Untuk peneduh, Anda pun bisa melengkapinya dengan membiarkan tanaman merambat di antara kisi-kisi itu.
Pola carport yang lebih sederhana pun bisa Anda gunakan. Yaitu carport dengan atap simpel ditarik kawat. Bagian belakang carport akan menempel pada bangunan. Penyangga utamanya hanya berupa sepotong besi persegi di sisi kanan atap.
Untuk penguatnya, Anda bisa memasangi dengan dua kawat baja yang dipasang bersilang. Ujung kedua kawat baja tertambat di bangunan utama dan dua titik di rangka atap bagian depan. Rangka atapnya sendiri biasanya hanya berupa besi hollow, yang dipasang di tepi atap polycarbonat. Kesan carport ini sangat simpel.
Carport yang banyak digunakan pada hunian berdesain modern adalah atap datar besi hitam. Carport di depan garasi ini tertutup atap datar berangka besi warna hitam. Tercipta kesan melayang karena struktur atap ini tidak memiliki penyangga. gantinya, bagian depan atap ditarik oleh dua kawat baja berukuran 12 mm, di mana kedua kawat ditambatkan ke dinding rumah. Biasanya, rangka disusun dengan pola grid yang di dalamnya terdapat 45 kotak. Rangka besi tutup dengan bahan polycarbonat. (Nunun/Idea)

(Sumber: www.suarakarya-online.com, 13 Oktober 2005)

(Perumahan Taman Palagan Asri, Hunian Nyaman di Jogja Utara)

(Perumahan di Jogja)

Rabu, Agustus 6

Interior Bernuansa Seni Oriental

Desain interior erat kaitannya dengan seni rupa. Selain untuk menciptakan hunian yang fungsional, seorang desainer interior juga membutuhkan adanya sentuhan seni agar dapat diciptakan penampilan interior berkarakter sesuai dengan budaya atau gaya hidup penghuninya. Tak heran bahwa penampilan sebuah hunian merupakan cetusan ekspresi penghuninya, baik rumah tersebut ditata sendiri maupun didesain khusus oleh seseorang desainer interior. Tugas dari seorang desainer interior adalah menerjemahkan keinginan atau ide yang ada dalam benak para pemilik rumah. Dalam hal ini paling tidak desainer bertugas untuk mengarahkan selera pemilik rumah ke arah gaya yang dikehendaki sehingga menghasilkan hunian nyaman sesuai dengan keinginan pemilik.Biasanya seorang arsitek atau desainer interior juga mempunyai gaya desain yang sering menjadi ciri khasnya. Pemilik rumah bebas untuk memilih desainer yang sesuai dengan gayanya sehingga proses mendesain, merencanakan serta membangun rumahnya tidak menemui hambatan. Sehubungan dengan itu arsitek / desainer yang sukses adalah mereka yang mendesain bangunan dengan melibatkan keberadaan unsur seni rupa. Demikianlah yang terjadi pada interior sebuah rumah peristirahatan di kawasan Cibodas. Tonny Setiawan dipercaya oleh pemilik lahan untuk mengisi interior tempat peristirahatan keluarga Tonny yang terdiri atas 5 unit bangunan berjajar pada satu bangunan. Setiap unit bangunan berbeda suasananya bergantung pada selera penghuninya. Satu apartemen untuk orang tua, terdiri dari ruang tamu/sanak famili. Ruang tamu serta ruang makan diberinya sentuhan Indochine yang pernak-perniknya berasal dari Negara Laos, Myanmar Cambodya dan Thailand. Penggunaan aksesori kain tenun sutera antik, patung Budha dari Myanmar, Hsun Oka (tempat persembahan upacara ritual) dari Thailand. Bantal-bantal dan tirai dari sutera berwarna natural untuk memberi nuansa teduh. Demikian pula ruang makan didandani dengan pernak-pernik bernuansa Oriental pula. Seni ukir khas India diterapkan pada hiasan tempat tidur dan furnitur sekitarnya. Ciri dari furnitur India terdiri dari kayu jati solid dengan hiasan ukiran geometris berbentuk bunga dan stupa berarak pada bed head tempat tidur. Di latar belakangnya dilapisi kain sutera dengan kombinasi warna serasi. Di tengahnya diberi aksen cerukan yang di dalamnya dihias dengan lonceng-lonceng kuningan khas India.Setiap unit bangunan terdiri dari teras terbuka dengan sofa untuk bersantai. Masuk lebih ke dalam terdapat ruangan duduk, ruangan tidur, pantry yang terbuka serta kamar mandi. Ruangan di atas mezanin dipakai untuk menyimpan barang-barang dan kadang-kadang dipakai sebagai ruangan tidur tambahan.Satu unit bangunan bergaya Jepang, ditandai dengan aksen berupa bendera Jepang. Bulatan merah di sekitar warna putih ditempatkan di atas tempat tidur. Garis-garis vertikal di sekitarnya memberikan kesan tinggi, rapi dan kesan lega. Pada unit bangunan lain terasa nuansa zen. Gaya yang mengusung falsafah keseimbangan dalam hidup ini direpresentasikan pada furnitur dengan dekorasi terdiri dari kepala paku-paku dari metal seperti pada seni hias suku Tibet kuno. Komposisi bentuk-bentuk persegi dari lukisan, furnitur dan bantal-bantal yang dipadu dengan aksen satu bulatan di atas bed head merupakan keseimbangan yang cantik. Komposisi tinggi rendah balok-balok untuk pembatas ruangan dengan aksen warna merah tempat lilin di atasnya dan kain untuk hiasan dibaliknya menampilkan nuansa harmonis. Garis-garis vertikal dan horizontal diterapkan untuk mencapai keseimbangan tersebut.Ruangan-ruangan yang diuraikan di atas adalah satu bagian dari keseluruhan tempat peristirahatan yang terdiri dari beberapa unit bangunan antara lain satu rumah untuk induk, ruangan pertemuan, ruangan terbuka berbentuk joglo, kolam renang, dan fasilitas lain untuk tamu. Nuansa seni yang terpancar dari hunian yang modern ini berkat kepiawaian arsitek yang bekerja sama dengan desainer interiornya. Kepercayaan serta proses pembangunan yang selau diikuti si pemilik bangunan ini menghasilkan sebuah tempat peristirahatan yang indah, mewujudkan idaman pemiliknya. (Anur Mulhadiono)

(Sumber: www.griya-asri.com, 30 Januari 2007)

(Perumahan Taman Palagan Asri, Hunian Nyaman di Jogja Utara)

(Perumahan di Jogja)

Kamis, Juli 24

Taman Dalam

Dewasa ini, keberadaan ruang terbuka untuk taman dalam, sudah menjadi kebutuhan dasar sebuah hunian di perkotaan. Selain untuk menjaga kestabilan sirkulasi udara agar lebih sehat, ruang terbuka juga dapat menyaring udara perkotaan yang saat ini sudah semakin menurun kualitasnya. Rumah yang dibatasi dengan tembok tinggi antar bangunan tetangga merupakan pemandangan umum yang dapat kita jumpai pada hunian di wilayah urban. Karakter masyarakat urban yang serba individualistis melahirkan kecenderungan sosial yang membuat mereka sangat mengutamakan aspek privasi tersebut. Tembok tinggi yang mengelilingi batasan kaveling inilah yang merupakan salah satu wujud yang menggambaarkan kecenderungan sosial penyikapan tersebut. Gambaran ini mengibaratkan sebuah konsep rumah tinggal yang menyerupai sebuah ruang berbentuk kotak persegi yang setiap ruangnya memiliki sarana lengkap yang mendukung aktivitas individu di dalamnya. Prinsip inilah yang mendasari Widjatmiko Heru ketika mengawali rancangan sebuah taman rumah tinggal di wilayah Jakarta Barat.
Untuk itu, ia membuat taman aktif yang tidak hanya mampu mempercantik visual bangunan, tetapi juga menyajikan lingkungan sehat di seputarnya. Dilihat, secara psikis keberadaan taman ini juga memberi efek positif untuk lebih menghidupkan ruang di dalam ‘kotak’ supaya terasa layak dan nyaman dihuni. Pada awalnya rancangan dimulai dari teras sebagai pusat aktivitas yang menjadi transisi aktivitas ruang dalam dan ruang luar.
Teras beratap kaca transparan ini menggambarkan keinginan untuk mendapatkan pandangan yang lebih maksimal. View yang ingin dibentuk dirancang dari arah teras ke arah taman belakang sampai pada batas pandangan bila kita berdiri di lantai teras yang lebih tinggi dari permukaan halaman. Bidang dinding berbentuk U yang mengelilingi taman inilah yang dikemas menjadi taman aktif. Taman ini berfungsi sebagai penyangga visual yang menyejukkan mata sekaligus dapat menyaring kualitas udara sebelum mengalir ke dalam rumah. Point of interest dari area ini terletak pada kolam yang berada di sudut kiri halaman. Kolam waterfall dengan kolam rendam ini sengaja diletakkan pada posisi menghadap ke arah diagonal agar dapat terlihat dari segala arah. Dinding vertikal kolam menggunakan material batu templek dengan sistem susun sirih setinggi 2 meter.
Jadi, saat air yang merembes turun melewati susunan batu yang permukaannya tidak rata tersebut akan menimbulkan riak dan bunyi halus yang menggelitik. Bahkan, aliran air yang jatuh ke sebidang kolam di kaki dinding pancuran berbentuk seperempat lingkaran dengan ikan hias ini lebih memberi dinamika. Susunan batu templek yang berwarna hitam tersebut terlihat semakin kontras karena diberi frame batu pacitoroso warna peach. Komposisi cantik dari unsur hardsacpe disempurnakan dengan komposisi tanaman tropis di sekelilingnya seperti Calathea rosemary dengan daunnya yang lebar menyerupai pisang-pisangan, Jatropha (batavia) , janjuang pink dan diakhiri dengan tanaman penutup. Selanjutnya letakkan tanaman menepi di sepanjang dinding dengan komposisi yang sedikit berupa ‘lengkungan’ agar menghasilkan kesan luas dan tidak kaku. Komposisi semak dan perdu ‘menyelimuti’ beberapa tanaman tinggi seperti palem sadeng, Tabebuya dan palem kol. Pisang kipas dengan bentuk percabangan daun khas diselimuti oleh hanjuang pink, puring dan Philodendron yang karakter bentuk daun dan warnanya yang sangat kontras.
Secara keseluruhan komposisi padat ini memberi warna dan tekstur sehingga lebih memberi ritme dan dinamika. Kemudian, untuk sudut yang menjorok ke arah jendela kamar dapat ditempatkan Pandan Utilis dengan karakter dudukan daun yang memutar mengelilingi batang. Jadi, jika dilihat dari arah teras, keistimewaan bentuk tanaman ini dapat menjadi pusat perhatian lainnya. Selain itu sepasang kamboja bunga pink dapat ditanam di sudut kanopi teras. Cara ini selain untuk menutup struktur vertikal kanopi juga untuk memberi keteduhan di seputar teras agar terlihat lebih nyaman dan fungsional. Setengah bidang dinding tembok setinggi 7 meter diolah maksimal agar tidak berkesan masif dan menekan. Pada salah satu bidang vertikal diberi variasi dengan batu templek abu-abu yang disusun secara susun sirih. Selebihnya permukaan dinding ditutup dengan acian atau bervariasi dengan finishing kamprot. Kreativitas pengolahan elemen dinding ini menjadi satu solusi dalam merancang taman di wilayah urban sehingga kesan ‘kotak’ masif tipikal hunian di perkotaan terasa lebih manusiawi dan lebih sehat.

(Sumber: www.griya-asri.com, 21 February 2007)

(Perumahan Taman Palagan Asri, Hunian Nyaman di Jogja Utara)

(Perumahan di Jogja)

Senin, Juli 14

Taman Palagan Asri 3 Yogyakarta

Comfort Living in Green and Luxury
Tinggal dikawasan permukiman dengan udara sejuk dan pemandangan yang indah ditambah dengan lingkungan yang teduh dan asri, tentu menjadi impian setiap orang. Apalagi bila ditambah dengan nilai kemewahan didalamnya. Anda sendiri mungkin termasuk orang yang selama ini hanya bisa membayangkan saja.

Meneruskan Tradisi

Berlatar belakang krisis lingkungan hidup yang semakin parah membuat kembalinya tren gaya hidup kembali ke alam (back to nature) menjadi konsep utama dalam membangun citra perumahan ideal dengan lingkungan yang asri dan nyaman. PT Roda Pembangunan Jaya, sebagai pengembang perumahan di Yogyakarta, kembali mengembangkan perumahan Taman Palagan Asri 3 sebagai alternatif pilihan bagi Anda yang memang menginginkan konsep rumah yang berbeda daripada yang lain, karena tidak banyak perumahan yang menawarkan berbagai kelebihan seperti diatas. Selain itu, konsep kawasan yang akrab namun juga private ini sangat cocok sebagai tempat peristirahatan, didukung dengan lingkungan yang tenang, jauh dari keramaian, polusi dan sesaknya aktivitas kota.
Taman Palagan Asri 3 merupakan perumahan berwawasan lingkungan yang selaras dengan lingkungan asli sekitar. Lingkungan asri, udara segar, ketersediaan air bersih, dan aman. Keasrian suasana lingkungan perumahan dapat dilihat dan dirasakan betul pada saat konsumen melintas dan memasuki kawasan perumahan. Suasana itu hanya dapat tercipta dengan kerindangan pepohonan besar yang tumbuh optimal, bentuk topografi lahan yang mengikuti topografi alam sekitar, tersedianya taman-taman lingkungan dengan desain menarik.Dengan luas lahan 2,5 Ha, Taman Palagan Asri 3 dibangun bersistem cluster dengan area terbuka lebih dari 35% dengan sentuhan modern naturalis memberi kesan perumahan yang tenang, asri, dan nyaman. Perumahan yang terletak di jalan Palagan Tentara Pelajar Km. 10 Yogyakarta ini memiliki keunggulan dari segi lokasi dan akses. Dari sisi aksesibilitas terbilang strategis karena dekat dengan jalan lingkar utara jogja yang menghubungkan pusat kota dan luar kota. Kelebihan lainnya, Taman Palagan Asri 3 berada di kawasan yang sedang berkembang pesat yang menjamin nilai rumah anda akan terus meningkat serta ditunjang fasilitas yang memadai. Disekitar perumahan terdapat rumah sakit, supermarket, hotel berbintang 5, universitas terkemuka, dan lain-lain. Kemudian didalam perumahan tersedia taman bermain, kolam air dan gazebo.
Untuk fasilitas olah raga, pengembang bekerja sama dengan hotel Hyatt dimana setiap penghuni mendapatkan keanggotaan gratis di fasilitas olah raga hotel Hyatt yang meliputi kolam renang, lapangan tenis, dan sauna atau lapangan golf. Sebagai perumahan mewah, Taman Palagan Asri 3 menerapkan konsep kenyamanan dan keamanan yang menyeluruh. Baik dari lokasi, lingkungan maupun fisik bangunan, kesemuanya diarahkan untuk mencapai standar kenyamanan yang tinggi. Bahkan, sebagai bentuk perhatian jangka panjang bagi konsumen, pengembang telah mempersiapkan suatu pengelolaan berkelanjutan yang ditangani estate management-nya.
Anda ingin mewujudkan bayangan diatas?

(Sumber: Widiharto Yulisusilo, Manajer Pemasaran PT. Roda Pembangunan Jaya)

(Perumahan Taman Palagan Asri 3, Hunian Nyaman di Jogja Utara)

(Perumahan di Jogja)

Jumat, Juni 27

Arsitektur Beriklim Bio

Beberapa arsitek dunia percaya bahwa bangunan yang responsif terhadap iklim adalah bangunan yang berhasil. Hal ini terdapat di rumah tinggal Riadi Rizal Basjrah yang benar-benar dinikmati oleh anggota keluarganya. Julukan arsitektur beriklim bio telah populer pada tahun 50’an dan mengingatkan kita pada proyek-proyek dari Frank Lloyd Wright. Biasanya arsitektur yang menganut prinsip demikian ditandai pemakaian banyak materi kayu, teras-teras atau balkon yang memberikan bayangan pada bangunan. Di samping itu bangunan ini banyak memiliki unsur penyejuk melalui pengudaraan alami.
Riadi Rizal Basjrah seorang insinyur pertanian alumni IPB, termasuk orang yang kreatif dan memiliki minat yang besar terhadap dunia arsitektur. Kecintaannya terhadap keindahan bangunan serta aspek-aspek fungsional yang mengikutinya, diimplementasikannya pada bangunan rumahnya. Hal ini dipelajarinya secara otodidak. Pada akhirnya, ia mencapai apa yang selama ini diidam-idamkannya yaitu mampu mengembangkan ide dan mewujudkan desainnya secara konseptualnya. Hasilnya adalah sebuah hunian yang secara khusus mendapat perhatian maksimal dalam proses pembangunannya.
Program ruang-ruang, fungsi setiap ruang dan pemakaian bahan bangunan yang tepat mampu beradaptasi terhadap iklim tropis. Karya ini merupakan representasi karya arsitektur yang berarsitektur dan beriklim bio di negara tropis seperti Indonesia ini. Konsep bangunan rumah ini bisa digolongkan cukup baik secara ekologis dan harmonis terhadap lingkungannya sehingga mampu mengurangi biaya konsumsi energi yang sekaligus memberi keuntungan pada pemiliknya. Sejumlah uji coba dilakukan oleh Riadi Rizal Basjrah dan tim perancang dengan mengkaji potensi bangunan, iklim dan lingkungan tempat bangunan ini berada, serta pengolahan bahan dari alam untuk ditingkatkan kegunaannya.
Hal tersebut terlihat pada teknik inovatif pembentuk setiap unsur pendukung bangunan seperti daun pintu yang dilapisi oleh kayu kelapa anyaman dekoratif. Ukuran daun pintu lebih besar dari ukuran standar yang dimaksudkan untuk keleluasaan bagi penghuni bangunan. Hal lain yang menarik dari rumah ini adalah komposisi letak ruang yang tampil manis dan harmoni sesuai dengan karakter pemiliknya. Oleh Riadi, sedapat mungkin semua ruangan digunakan secara efektif, mulai dari ruangan duduk tamu, ruangan keluarga, kamar-kamar tidur, ruangan musik, ruangan bermain anak, teras, ruangan makan, dapur bersih, dapur kotor, halaman rumah, ruang bawah tangga bahkan garasi. Dengan demikian kita melihat ukuran ruangan tamu cukup mungil dan efisien dengan diisi hanya dengan satu sofa dan satu meja kopi. Ruangan tamu ini memiliki “wewenang” ruang karena berada pada level yang lebih rendah dari ruangan lain di dalam rumah.
Pemisahan ruang ini dengan ruang lainnya menggunakan undakan 5 anak tangga yang menuju ruangan duduk keluarga. Ruangan duduk merupakan yang paling lapang karena keinginan Riadi untuk memberikan tempat yang cukup untuk menampung seluruh keluarga besar bila berkumpul. Sisi kiri ruangan memiliki bukaan berupa pintu-pintu dan jendela yang mengarah ke halaman belakang. Bukaan tersebut saling menyilang dengan bukaan yang dikondisikan pada ruangan musik di depan ruangan duduk keluarga.
Pada awalnya, ruangan musik ini merupakan teras yang menghubungkan balkon di depan rumah dan halaman belakang. Dengan alas an tertentu teras ini diubah menjadi ruangan musik semi terbuka yang sangat nyaman. Satu bagian bidang dindingnya dilapisi kaca cermin, sehingga refleksinya tampak ke seluruh ruangan utama di dalam rumah yang memberi efek lebih lega pada ruangan. Antara ruangan musik dan ruangan duduk keluarga dipisahkan oleh dinding pembatas solid ditengah ruang. Dinding ini sekaligus dipakai sebagai latar belakang televisi. Kedua sisi yang tidak dibatasi dinding, dipasang partisi berupa pintu sorong yang dilapisi bilah-bilah kayu yang dikombinasikan dengan kaca cermin. Maka, ketika pintu sorong ini ditarik keluar, terciptalah dinding partisi yang cantik dan bergaya.
Ruangan makan yang terletak di samping ruangan duduk keluarga juga tidak luput dari perhatian tim perancang. Ruangan ini menyatu dengan ruangan keluarga dan terhubung pula dengan ruangan duduk tamu dengan undakan. Ketika ada acara berkumpul bersama, pemilik rumah dapat menyediakan ruangan yang memadai. Disamping itu ruangan-ruangan lain di dalam rumah tampil harmonis satu sama lain serta fungsional. Memang Riadi ingin agar setiap penghuni dapat memakai ruang-ruang yang sudah diciptakan tersebut. Setiap jalur antar ruang dibuat sirkulasi sehingga hampir semua ruang terhubung langsung sesuai dengan irama aktivitas penghuni sehari-hari. Inilah yang disebut rumah beriklim bio, yang dibangun Riadi sebuah rumah tinggal yang sehat, nyaman, aman dan indah untuk keluarganya.
(Sumber: www.griya-asri.com, 21 Februari 2007)

(Perumahan Taman Palagan Asri, Hunian Nyaman di Jogja Utara)

(Perumahan di Jogja)

Rabu, Juni 25

Desain Mushola Pribadi di Luar Rumah

Keberadaan mushola saat ini seperti sebuah keharusan bagi para pemilik rumah pemeluk Islam. Di ruang ini, penghuni bisa lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah keseharian. Biasanya penempatan ruang ini di dalam rumah. Tetapi, jika anda memiliki lahan lebih, tidak ada salahnya membangun mushola di luar ruang, bisa di belakang atau di pinggir rumah Anda.
Mushola pribadi di luar ruang memiliki manfaat tersendiri dibandingkan dengan yang menyatu dengan hunian. Dengan mushola di luar ruang, aktifitas di dalam rumah pun tidak mengganggu ke khusyukan yang sedang beribadah. Mushola di luar rumah juga dapat menimbulkan kedekatan dengan alam. Angin segar dan udara yang sejuk pastilah akan menambah kekhusyukan ibadah Anda.
Desainer interior Taka Wong mengungkapkan, besarnya ukuran mushola di luar ruang itu tergantung berapa banyak penghuni rumah. Namun, minimal ukuran mushola, 2 x 3,5 meter. Ukuran ini cukup untuk 3 baris (shaf) ke belakang dan lebar untuk 3 orang berdiri berdampingan. Detailnya, untuk 1 orang, ruang yang dibutuhkan untuk gerakan shalat dengan nyaman antara 60x120 cm. Arah mushola harus disesuaikan dengan arah kiblat. Untuk melengkapi keberadaan mushola, ada baiknya anda membuat tempat berwudhu yang bisa berupa pancuran atau kran air di luar area sholat.
Agar suasana sejuk dan segar terasa di musholla Anda. ada baiknya mushola dibuat dengan tiang-tiang tinggi. Sementara sebagai pembatas atau dinding bisa digunakan kayu yang dianyam atau pun diukir. Interior semacam ini akan menimbulkan kesan yang lebih terbuka dan akrab. Mengingat ukurannya yang kecil, kesan terbuka ini pun menimbulkan kesan luas, dibandingkan dengan jika ditutupi dinding. Sementara arah kiblat bisa ditutup dengan dinding yang utuh, hal ini berguna untuk menambah ke khusyukan jamaah ketika sholat.
Dinding musholla sebaiknya dicat dengan warna yang dingin, bukan warna yang terang. Seperti hijau muda, krem, salem, dan warna-warna pastel. Hindarkan untuk menggunakan kombinasi warna yang terang. Jika pun ingin mengkombinasikannya, gunakan warna yang tidak kontras, tapi warna yang senada. Ini untuk meneduhkan mata dan pikiran anda ketika beribahdah.
Atap juga bisa disesuaikan dengan bangunannya. Bisa menggunakan genting atau asbes. Namun demi kenyamanan akan lebih baik menggunakan genting, yang pada plafonnya dilapisi oleh tripleks. Sehingga kotoran dari atap dapat ditahan agar tidak jatuh ke bawah. Untuk dekorasi di dalam mushola, Anda bisa melengkapi dengan rak untuk menyimpan Al Quran, hadis, serta buku agama lainnya. Anda juga bisa menambah kelengkapan ruang dengan lemari penyimpan mukena serta sajadah. Untuk menambah kesan hangat di dalam mushola tempatkan lampu yang ditanam di langit-langit. Pilihlah lampu pijar, karena cahaya kuningnya bisa menimbulkan kesan hangat yang diharapkan. (Yuliana)

(Sumber: www.suarakarya-online.com, 13 Oktober 2005)

(Perumahan Taman Palagan Asri, Hunian Nyaman di Jogja Utara)

(Perumahan di Jogja)

Sabtu, Juni 14

Batu Penghias Rumah yang Tak Lekang Oleh Zaman

Batu-batuan dari alam selama ini hanya digunakan untuk penataan luar ruangan. Namun, seiring dengan keinginan penghuni untuk semakin dekat dengan alam, batuan pun dimanfaatkan untuk pelenglak interior rumah. Terlebih, di Indonesia, tak sulit mendapatkan bermacam batuan nan elok , dengan susunan mineral dan warna beragam.
Pemanfaatan batuan baik untuk eksterior maupun interior, biasanya dilakukan oleh para pemilik hunian yang memang sangat ingin suasana sejuk ada di rumahnya.Dalam penggunaanya, batu bisa ditempelkan dinding untuk menampilkan kesan teduh dan alami. Bisa juga digunakan untuk lantai, dengan pertimbangan agar menyatu dengan alam. Atau ditempel pada dinding diuar ruang, yang bisanya digunakan untuk mempercantik taman, termasuk air mancur. Sementara cara penyusunannya bisa alur atau susun sirih, tergantung selera anda.
Batu sendiri, seperti diungkapkan disainer interior Husni Saleh, mempunyai beberapa jenis berdasarkan warna dan ketahanannya. Antara lain, batu andesit, batu candi, batu paras, dan pacitoroso. Andesit yang berasal dari Jawa Barat, dibanding batu-batu lain termasuk yang paling kuat dan tahan lumut, sehingga bisa ditaruh di dalam ataupun diluar ruang. Pemakaiannya fleksibel bisa untuk lantai maupun dinding. Jenis andesit berdasarkan cara pembelahannya ada dua macam yakni andesit rata mesin yang berarti dipotong oleh mesin. Selain itu, ada juga andesit rata bakar. Andesit rata mesin biasanya permukaannya lebih halus dibandingkan rata bakar.
Sementara batu candi, sepintas dilihat dari tekstur mirip dengan andesit. Namun, warnanya lebih terang dan banyak pori-pori. Pori kasar inilah yang mengakibatkan batu ini kurang kuat karena mudah menyerap air, yang ujung-ujungnya membuat batu ini dengan mudah dapat pula ditumbuhi lumut. Batu candi yang bisanya dijual dipasaran berbentuk persegi panjang sehingga hanya cocok untuk dinding di teras atau pun lantai. Harganya bisanya per meter persegi sekitar Rp 85 hingga Rp 90 ribu.
Adapun batu paras adalah batu yang berasal dari Yogyakarta. Warnanya putih tulang, dengan permukaan yang rata. Batu ini memang tidak sekuat andesit sehingga tidak bias dipijak atau digunakan untuk lantai. Batu jenis ini hanya cocok untuk menghiasi dinding taman.Untuk menyusun jenis batu-batu diatas, bisa digunakan dua cara yang sekarang sedang populer. Pertama cara alur, yakni dibentuk pola bergaris-garis (beralur). Alur dibuat dengan menggunakan batu yang dipotong kecil-kecil atau pun besar, namun jaraknya harus rapat. Semakin tipis dan rapat alurnya, semakin mahal harganya. Alur ini bisa segaja dipatahkan di beberapa bagian agar terkesan alami atau bisa juga dengan memotongnya secara lurus dan halus.Jenis penyusunan lainnya yakni susun sirih. Susun ini biasanya menggunakan batu andesit rata bakar. Yakni dengan memotong batu dengan lebar 10 cm dan panjang 60 cm. Pemasangannya dengan sistem tumpuk terlebih dahulu baru diberi semen. Untuk batu yang lebih kecil, bisa ditempeli bayu alam jenis lain tanpa diberi nat.
Untuk perawatannya tidaklah sulit. Bila Anda ingin membersihkan kotoran, bisa menggunakan air bersih dan disikat. Sementara untuk menghilangkan semen yang menempel pada batu diperlukan HCL. (Yuliana)
(Sumber: www.suarakarya-online.com, 13 Oktober 2005)
(Perumahan Taman Palagan Asri, Hunian Nyaman di Jogja Utara)
(Perumahan di Jogja)

Rabu, Juni 11

Enaknya Pilih Klasik, Art Deco, atau Modern?

Jika ingin beli rumah, jangan gampang terpikat dengan tampak mukanya saja. Saran itu dikemukakan oleh Imelda Akmal, principal dari Imelda Akmal Architecture Writer. Menurut wanita yang banyak menulis buku bertemakan arsitektur itu, ada pertimbangan lain yang sebetulnya lebih penting. Misalnya, soal kebutuhan ruang yang diselaraskan dengan jumlah anggota keluarga, dan tingkat kenyamanan selama tinggal di dalam rumah. Rumah yang berpenampilan menarik belum tentu nyaman ditempati. la mencotohkan model-model rumah mediteranian. Karena minim tritisan dan kanopi, akhirnya banyak dindingnya yang terkena sinar matahari. "Padahal sifat dinding itu menyerap panas di siang hari, dan akan melepas panas di malam hari," katanya. Rumah jadi panas, baik siang maupun malam. Supaya nyaman dibutuhkan alat pendingin ruangan. Butuh support tenaga listrik yang besar, sehingga biaya operasional rumah jadi mahal. Bukan hanya itu saja. Tembok yang sering kehujanan dan kepanasan juga mudah mengelupas catnya. Kondisi alam di negara-negara sekitar laut tengah, tempat asal model rumah mediteranian, memang jauh berbeda dengan di Indonesia. Di sana musim panasnya paling banter hanya dua atau tiga bulan, itupun udaranya kering, dan tak sampai membuat badan berkeringat. Sedangkan di sini musim panasnya sampai enam bulan, dan udaranya lembab.Menurut Imel, rumah yang cocok dengan alam Indonesia adalah rumah yang memiliki teras dan tritisan lebar, melindungi dinding dari terpaan sinar matahari. Pada dekade 1980-an, para pengembang masih menggunakan langgam-langgam rumah Indonesia. Contohnya, di Bintaro Jaya sektor I sampai VI. Lagi pula, ia melanjutkan, rumah itu harus memiliki koneksitas dengan pengalaman penghuninya. Nenek moyang kita membuat rumah dengan tritisan yang lebar, karena berdasarkan pengalaman Indonesia memiliki curah hujan tinggi dan musim panas yang panjang."Rumah yang enak menurut saya, ada koneksitas dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya," kata Imelda. Misalnya, ada orang pernah tinggal di Paris. Rumahnya enak sekali. Waktu pulang ke Indonesia pingin bangun rumah yang bentuk dan tata letaknya seperti di sana. Jadi ketika berada di rumah ia merasakan kenyamanan, karena mengingatkan dia dengan sesuatu yang telah lama disukai. Seharusnya, arsitektur berangkat dari kebutuhan penghuninya. Bukan seperti sekarang, model rumah sengaja diciptakan pengembang, lantas orang disuruh menyesuaikan. Orientasinya lebih mementingkan sisi komersial semata. "Harusnya arsitektur tidak seperti itu," kritiknya.
Langgam Indonesia Mulai Ditinggalkan
Kenyataannya, langgam Indonesia memang mulai ditinggalkan sejak pengembang mengenalkan rumah bergaya mediteranian di dekade 1990-an. Gelombang mediteranian itu berlangsung hingga 1997. Memasuki krisis moneter, langgam arsitektur dari laut tengah itu mulai ditimpa oleh rumah-rumah tematik berbau klasik yang disodorkan konsorsium multinasional PT Duta Pertiwi, Marubeni, LG, dan Land & House, di perumahan Kota Wisata. Kemudian konsep itu dipakai pula oleh PT Duta Pertiwi di proyeknya sendiri; Legenda Wisata, Telaga Golf Sawangan, dan beberapa proyek yang lain, baik di Botabek, maupun di kota-kota lain.Ketika krisis ekonomi mulai mereda, pengembang ganti menyodorkan rumah model klasik, art deco, dan modern. Lagi-lagi pasar langsung menyambut antusias. (Artikel selengkapnya ada di majalah ESTATE edisi September 2004)
(Sumber: www.estate.co.id, 01 April 2006)
(Perumahan Taman Palagan Asri, Hunian Nyaman di Jogja Utara)
(Perumahan di Jogja)

Senin, Juni 9

Inovatif Dengan Desain Yang Efisien

Bagi seorang arsitek, desain adalah suatu pemecahan maslaah yang kreatif, terbangun dan terkendali. Langkah yang cermat akan menentukan hasil akhir yang lebih efisien dengan struktur yang lebih rapi. Efisien tidak selalu berarti minimalis atau sederhana melainkan sangat teratur sehingga menghasilkan suatu ekspresi yang modern namun juga bersahaja. Itulah pemikiran di balik desain rumah di Bandung yang ditangani arsitek Yu Sing. Benny, pemilik rumah, sejak awal menginginkan rumah yang simpel namun tetap modern.
Lahan miliknya seluas 345m2 di kawasan Bandung Utara mempunyai kontur yang lebih tinggi dari deretan rumah di depannya sehingga lantai utamanya dibuat sejajar dengan lantai dua rumah-rumah di hadapannya, sekitar 2 meter di atas permukaan jalan. Langkah ini membuat fasada rumah terlihat lebih besar dan megah sementara permainan dinding tembok diselaraskan sehingga rumah terlihat lebih anggun. Yu Sing membagi lahan tersebut menjadi dua bagian, yaitu taman di sebelah kiri dan rumah di sisi kanan, memanjang ke belakang. Demi memenuhi kebutuhan keluarga Benny, sang arsitek membagi lagi lahan taman dengan membuat massa tambahan yang akan diisi ruangan tamu di lantai dasar dan kamar anak di lantai atas. Organisasi ruangan dengan demikian tampak lebih tegas, yaitu area servis di lantai basement, semi privat di lantai dasar dan ruangan privat di lantai paling atas. Selain itu sisi rumah sebelah Barat mendapatkan sinar matahari sore. Ruangan keluarga di lantai dasar menyatu dengan ruangan makan dan pantri yang didesain dalam satu void sehingga terasa lebih luas. Lantai atas terdiri dari kamar tidur kamar utama di belakang dan kamar anak di depan. Kamar-kamar tersebut dipisahkan oleh void dan dihubungkan oleh selasar yang efisien Adapun ruangan piano yang mengisi lantai atas merupakan ruangan multifungsi. Taman belakang ini berwujud huruf “L”. Di sini lantai kayu di dek patio dan kolam ikan menjadi fokus Yu Sing membuat air terjun yang menyerupai tirai hujan pada kolam ikan tersebut. Sang arsitek berkata, “Unsur air dan alam ini mempertegas konsep rumah tropis serta melembutkan nuansa di taman ini.” Lantai semiprivat yang diberi suguhan pemandangan taman tersebut terasa lebih terang berkat pintu geser berkaca lebar, sekaligus memperbesar ventilasi alami. Pada sudut-sudut tertentu Yu Sing menerapkan warna tertentu di tembok, seperti warna coklat di ruangan tamu serta warna merah muda di tembok yang menghadap ke taman supaya nuansanya terasa lebih “hidup.” Berkat kepiawaian sang arsitek serta kerja sama dengan tim kontraktornya, rumah tropis kontemporer ini tidak hanya memiliki ekspresi arsitektur yang unik tetapi juga efisiensi struktur yang tinggi.

(Sumber: http://www.griya-asri.com/ ,29 Desember 2006)

(Perumahan Taman Palagan Asri, Hunian Nyaman di Jogja Utara)

(Perumahan di Jogja)